Senin, 16 September 2013

Ketika hati dan logika tak lagi sejalan





Hati dan logika mungkin memang gak akan pernah bisa menjadi satu.
Yang diinginkannya selalu bertolak belakang.
Bahkan amat sangat jauh membelakangi.
Hati yang penuh keinginan serta logika yang penuh dengan kenyataan.
Dan yang terjadi adalah keinginan yang tidak sesuai dengan kenyataan.

Ketika hati ini telah memilih seseorang.
Mungkin pada dasarnya hati ini yakin, hati ini berbicara bahwa ia lah orang yang tepat.
“ikuti kata hatimu”
Kata-kata ini banyak terlontar dari mulut seseorang dengan mudahnya.
Namun, apa yang harus kita ikuti kalo diri sendiri pun tak mengerti apa yang diinginkan oleh hati.

Hati ini terasa begitu dalam.
Hati ini terasa begitu lembut.
Hingga karna kelembutannya hati ini mudah dirobek.
Mudah untuk dihancurkan.
Ketika cinta itu datang, hati ini terdiam.

Namun, ketika hati ini yakin apa mungkin logika ini dapat meyakinkan?

Ya, ketika ku berfikir lebih dalam.
Tak seharusnya hati ini ku berikan.
Otak ku terus berfikir dan selalu memberikan ku sebuah pertanyaan
”mengapa?”



Dan lagi-lagi hati ini ingin menjawabnya dengan lontaran keras
Ia berkata:
Cinta tak mengenal kata mengapa
Cinta yang tulus datang dari hati
Tanpa alasan.

Dan kini logika ku bermain lebih dalam.
Tapi kalau cinta itu tak beralaskan bagaimana bisa cinta itu datang.
Atas rasa sebuah kenyamanan?
Apakah nyaman ini bukan sebuah alasan?
Semakin dalam berfikir semakin ku menyadari bahwa tidak ada cinta tanpa alasan.
Semua itu butuh alasan, butuh pertanggung jawaban.

Pemikiran ini semakin dan semakin mengeras.
Ketika aku merasa tak pantas.
Karna memang dia terlalu sempurna untuk orang seperti-ku.
Namun, hati ini tak menerimanya.
Dia yang sempurna adalah dia yang menuntunmu untuk lebih sempurna.
Logika ini kembali berpacu.
Ketika aku menginginkan dia yang sempurna seharusnya aku harus lebih dari sempurna.
Dan tak seharusnya aku menginginkannya.
“SADAR DIRI”
Otakku terus mengingatkan akan hal itu.

Mungkin ketika hati telah memilih apapun akan terasa indah.
Apapun akan terasa HARUS dilakukan untuk mendapatkannya.
Tapi tidak dengan logika-ku.
Ketika ia telah memilih ia terus berfikir apa YANG SEHARUSNYA dilakukan.
Bukan apapun harus dilakukan.
Hati itu buta. Tapi otak ku tidak.
Ia realistis, ia nyata.

Lagi-lagi seperti ini.
Ketika hati dan logika tak lagi sejalan.
Tidak ada satu pun yang dapat menyatukan.
Hati ini amat sangat menginginkannya namun logika ku tak sampai.


DIA







I have a story. That story tell about him.
Iya, dia yang berhasil membuat ku tertarik dengan gayanya.
Dia yang berhasil membuat jantung ku seakan berhenti berdetak ketika ku lihat senyumnya.
Senyum yang hanya dapat ku liat dari sini.
Dari tempat ku berdiri. Dari kejauhan.
Ketika dia mengajak ku berbicara seakan aku tak sanggup mengeluarkan sepatah kata pun untuk menjawabnya.
Ketika dia berada didekat ku seakan dunia ku berhenti dan berharap tetap seperti ini.
Ketika ku gengam tangannya. Erat.
Seakan aku tak mau melepaskannya, walau aku tau genggaman ini hanya sekedar erat.
Erat tanpa arti. Erat tanpa makna.

Kejujuran hati itu emang yang utama.
Gue gabisa ngebohong walaupun pada awalnya perasaan ini berawal dari kebohongan dan kepura-puraan.
Tapi akibat dari kebohongan yang gue buat, sekarang kebohongan itu menjadi sebuah kenyataan.
Gue bener-bener suka sama dia.

Gue bakalan amat sangat rindu saat-saat bisa bercanda sama dia.
Bisa ngobrol bareng sama dia.
Bisa duduk disampingnya.
Bisa pegang tangan dia saat kita lagi bercanda.

Menurut gue ini adalah sebuah ketololan.
Karna, gak akan mungkin gue bisa komunikasi sama dia via apapun.
Yang pertama, gue gak mungkin berani ngegreet duluan.
Yang kedua, dia sama sekali gak ada soschat buat dihubungin.
Dan terlalu mainstream buat gue untuk memulai pembicaraan duluan.
Horror parah!
Gue gak seberani itu.
Kecuali gue ada keperluan penting.
Sebatas keperluan!

Gue bakalan rindu moment ini.
Moment yang berhasil mempertemukan gue sama dia.
Karna ini gue punya keluarga baru.
Bahkan penghuni hati yang baru.
Ya, walaupun sejujurnya penghuni hati yang lama masih enggan untuk pergi.
Dia masih selalu betah buat stay dihati. W!:’)
Oke, skip.

Gue masih inget bener loh
Cara dia bicara, senyumnya, ketawanya, cara dia jalan, cara dia berdiri.
Semua bener-bener terekam jelas di otak gue.
Sampe akhirnya gue memutuskan buat nyari tau semua tentang dia.
Dan, yang gue dapet............

Dia adalah cowok yang super sibuk dengan organisasinya.
Dia adalah cowok yang sering matiin handphonenya.
Dia adalah cowok yang jarang banget nongol dikampus.
Dia adalah cowok yang kebanyakan waktunya dihabiskan sama temen-temennya.


Kesimpulannya adalah............
MIMPI bisa deket sama dia.
Gak akan mungkin bisa.
Sekalipun bisa mungkin hanya sekedar ada urusan atau kepentingan.

Ah,sudahlah lagian juga gue Cuma sekedar tertarik ajah kok sama dia.
Iya, CUMA TERTARIK;-----)

Jangan terlalu serius kalo baca title ini di blog gue.
Perasaan gue ke dia gak dalam. Biasanya ajah.
Hanya tertarik, respect, suka sama semua yang ada sama dia.

Karna. Menurut gue tertarik sama orang itu wajar.
Tapi kalo ngomongin hati.
Hati itu tetap satu.


-end-


Jumat, 30 Agustus 2013

SECRET ADMIRER




Hm.....
Gue mau nanya deh sama kalian yang baca postingan gue kali ini.
Pernah gak sih lo suka sama seseorang sejak pertama kali lo lihat dia?
Atau,
Pernah gak lo memikirkan seseorang yang mungkin lo sendiri pun sadar gak seharusnya lo mikirin dia?
Mungkin bukan memikirkan tapi kepikiran kaliya lebih tepatnya.


Gak masuk akal memang.
Lo yang selalu nunggu dia muncul entah di media sosial manapun.
Lo yang berusaha untuk ngobrol sama dia dengan topik apapun.
Dan lo yang kehabisan akal gimana caranya ya bisa lebih deket sama dia.


Kalo dibilang cinta, mungkin terlalu pagi buat menyatakan itu semua karna cinta.
Karna menurut gue itu terlalu cepat.
Atau mungkin suka?
Tapi apa bedanya? Toh, seiring berjalannya waktu rasa suka itu pun akan berubah semakin dalam.
Gak selamanya akan berubah sih, tapi mungkin kebanyakan begitu:’)



Dan akhirnya lo sendiri pun gatau harus nyebut perasaan ini sebagai apa.
So? Lo nikmatin itu semua:---)



Secret admirer?
Oke, bisa nih. Bisa dibilang gitu.
Gimana gak secret orang nyimpen kesenengan saat lo liat dia ajah ditaronya dihati, gak diucapin, apalagi diungkapin.
Dan, nyimpen kekecewaan saat lo tau dia sedang dekat sama lain pun ya gak jauh beda sama lo nyimpen perasaan senang lo.
Iya gak sih?
Sekarang.
Tanpa sadar mungkin perasaan lo udah semakin jauh.
Hati-hati buat naro hati sama seseorang karna buat gue cinta dan ambisi itu beda tipis.
Bisa aja kan lo begitu sama dia hanya karna dia itu tampan, menarik, tajir, masuk dalam kriteria elo, enak diliat, atau sebagainya.
Kalo emang iya, percaya deh itu Cuma sementara kok.


Yaa. Secret admirer hidup nya gak jauh-jauh dari stalker.
Ngestalk twitter doi, selalu ngecek profile bbm doi, atau pantengin last seen whatsapp doi.
Lebih parahnya kalo stalkingnya bisa sampe tahunan yang lalu.
Sadis.............
Kuat yah mata dan hatinya buat baca itu semua.


Sekarang gimana?
Yap, mungkin sekarang uda semakin jauh.
Sekarang uda selalu mikirin gimana caranya bisa ketemu doi dan ngobrol bareng.
Padahal kenyataannya emang gak akan mungkin.


Tiap malam, selalu ada hasrat untuk nyapa dia duluan entah gimana caranya harus bisa chat atau ngobrol sama dia via apapun.
Atau,
Saat dia muncul di timeline, lo berusaha ‘caper’ dengan ngetweet sebisa lo dengan harapan tweet lo itu di RT sama dia yang berujung dengan perbincangan.
Atau setidaknya dia baca tweet lo yang sengaja lo buat untuk dia?
Perjuangan lo untuk dapat perhatiannya begitu besar memang. Tapi kalo dia cuek-cuek ajah buat apah?
Hati-hati yang lo lakuin itu sia-sia:----)


Disini,
Gue emang kurang pandai buat ngerangkai kata-kata tapi gue pinter bisa tau apa yang kalian rasain juga kan.
Hidupnya secret admirer itu emang serba salah.
Diungkapin gak mungkin, dipendam juga batin.


Dari jauh Cuma bisa bilang......


Hey you, i’m here
I respect you or maybe i love
Would you be mine?



Yaa harus diinget lagi, itu semua Cuma bisa diungkapin di dalam hati:’)



-end-

Senin, 19 Agustus 2013

stay or leave

Mungkin kata STAY OR LEAVE ini emang sulit untuk dijawab. apalagi bagi mereka yang terjebak pada rasa nyaman namun tak mampu bahkan tak mungkin memiliki.
Yap...... mungkin disini pointnya.

*siapin tissue*

Dia..............
Iya, dia yang selalu ada saat kamu merasa bosan.
Dia yang selalu ada disaat kamu butuhkan.
Dia yang selalu memberimu kabar apapun keadaannya.
Dia yang selalu ada dalam chat handphone-mu
oke yang terakhir random.

Tapi pertanyaannya
Siapa dia?
Siapa kamu baginya?
Sepenting apa kamu baginya?
Ataukan 'aku hanyalah pilihan saat dia bosan'?

Entah harus apa dan bagaimana. Ini mungkin memang salah ku yang terlalu menyalahartikan kebaikannya. Atau mungkin ini salah hatiku yang terlalu mudah kuberikan untuk dia.
Tapi, apa patut cinta itu disalahkan?
Hingga akhirnya aku terjebak pada rasa NYAMAN
Rasa yang tidak dapat dibeli oleh siapapun dan tidak dapat dengan mudahnya diterima oleh siapapun.


*seketika pilek*


Tapi bagaimana jika ada seseorang lain diantara kita.
Apa rasa nyaman ini dapat menyelamatkan?

atau........................

Bagaimana jika ada orang lain yang telah memilikinya?
Kamu bisa apa?
Kamu cuma bisa diam dan memendamnya kan?
Kamu cuma bisa menangis dalam kesendirian kan?

hmm...

Kadang, memang rasa benci ini muncul untuk dia. Tapi rasa cinta ini mungkin selalu menutupinya.
Kadang, memang ada niat untuk menjauhinya. Tapi rasa berharganya dia selalu mampu mengubah segalanya.

Bodoh memang.


Rasa ini terlalu sulit untuk dihapuskan.
Kebersamaan ini terlalu sulit untuk dihilangkan.
atau..
Kenyamanan ini terlalu pahit untuk dikenang.

Tuhan..
Aku ingin dia mengetahui semuanya. Aku hanya ingin dia merasakan apa yang kurasa.
Sesanggup apa dia menjalaninya?
Sekuat apa dia menahannya?
Sedalam apa dia menyembunyikannya?

Entah sampai kapan aku terjebak pada rasa ini. Entah sampai kapan aku menyembunyikan semua rasa sakit ini.
Rasa sakit yang selalu terhapuskan ketika dia datang lagi.
Rasa sakit yang semakin menghancurkan ketika aku melihatnya bersama oranglain.

kembali lagi kepertanyaan awal

........... STAY OR LEAVE?


*salto*


Gak ngerti harus stay atas kenyamanan yang dia berikan atau leave karna rasa sakit yang selalu muncul karna dia.
Sebuah pertanyaan bodoh yang tak pernah mampu aku jawab.

*kretekin jari*
*tarik nafas*
Ah, sudahlah.
Mungkin ini memang jalannya aku mencintai dia yang mencintai oranglain.

Tuhan..
Namun jika kau membawaku kembali ke masa lalu.
Aku akan tetap memilihnya.
dengan rasa sakit yang ada:')


*tutup laptop*
*jungkir balik*
*mati*